Tiga prinsip mengintegrasikan Islam dengan sain-teknologi menurut Amin
Abdullah, yakni:
a. Hadharah al-nash (teks-bayan), yakni kemajuan peradaban yang bersumber
dari nash (agama)
b. Hadharah al-ilm (rasio-burhani), yakni kemajuan peradaban yang bersumber
dari ilmu-ilmu kealaman (natural sciences) dan kemasyarakatan (social
sciences)
c. Hadharah al-falsafah (filsafat-irfani), yakni kemajuan
peradaban bersumber dari etika dan falsafah.
Gagasan Amin Abdullah tersebut
sangat dibutuhkan saat ini. Mengingat bahwa antara keilmuan Islam dan umum nampak
sekali adanya distansi tanpa adanya integrasi dan interkoneksi. Padahal,
apabila kita ingin mencapai Islam yang berkemajuan, seharusnya kedua hal
tersebut harus bisa saling dikombinasikan. Fenomena dan
permasalahan-permasalahan yang terjadi sekarang ini, tidak akan bisa dihadapi apabila
hanya menggunakan satu sudut pandang pemikiran saja, entah itu dari sudut
pandang agama saja, atau pemikiran umum saja.
Ketiga prinsip diatas yakni bayani,
burhani,dan burhani seyogyanya harus bisa kita kaitkan agar keilmuan
Islam dan sain-teknologi dapat terintegrasi sehingga mampu menjawab tantangan
zaman saat ini. Hadharah al-‘ilm yang merupakan ilmu-ilmu empiris
seperti sains, teknologi, dan ilmu-ilmu yang terkait dengan realitas tidak lagi
berdiri sendiri tetapi juga bersentuhan dengan hadharah al-falsafah
sehingga tetap memperhatikan etika emansipatorisnya. Sementara itu, hadharah
al-nash yang mengacu pada teks apabila dikombinasikan dengan hadharah
al-ilm yang merupakan ilmu mengenai realitas, tetapi tanpa mengenal
sedikitpun etika dan falsafah (hadharah al-falsafah) maka akan menjadi
berbahaya, karena jika tidak hati-hati akan mudah dimasuki dan terbawa arus ke
arah gerakan radikal ataupun fundamental. Begitupun juga dengan hadharah
al-falsafah atau budaya filsafat, akan tidak menarik jika tidak terkait
dengan isu-isu keagamaan yang termuat dalam budaya teks, terlebih lagi jika
menjauh dari problematika yang ditimbulkan oleh hadharah al-ilm.
0 komentar:
Posting Komentar